News
Munir Jadi Jalan di Belanda, Kontras: Itu Memalukan Jokowi
Sumber: tempo.co05 April 2015 | 23:04:10
TEMPO.CO, Jakarta
- Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan
(Kontras) Haris Azhar menghargai sikap Pemerintah Belanda yang memakai
nama Munir sebagai jalan. Munirstraat, nama jalan itu bakal diresmikan
di Kota Den Haag.
Menurut Haris, Belanda lebih menghargai perjuangan Munir sebagai pembela hak-hak asasi manusia ketimbang pemerintah Indonesia. Belanda berkepentingan, karena Munir tewas diracun dalam penerbangan pesawat Garuda dari Jakarta ke Amsterdam pada 7 September 2004.
Ketika itu Munir berencana melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. "Mestinya ini memalukan bagi Presiden Joko Widodo," kata Haris kepada Tempo, Sabtu malam, 4 April 2015.
Dia menuduh keberadaan bekas Kepala BIN Hendropriyono di sekitar Istana sebagai penyebab Jokowi tak bisa mengapresiasi kiprah Munir. "Ini gara-gara Hendro bercokol di Istana," ujarnya.
Haris membayangkan Belanda bisa membuat pengadilan kasus Munir, "kalau mereka punya yuridiksi," kata dia. Karena tak berwenang secara hukum, ujarnya, Belanda menghormati Munir melalui nama jalan. Haris lalu menantang pemerintahan Jokowi mengusut kematian Munir karena Indonesia yang memiliki yuridiksi.
Nama aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib alias Munir, diabadikan menjadi nama jalan di Kota Den Haag, Belanda, dengan nama Munirstraat. Suciwati, istri mendiang Munir, diundang untuk peresmian nama jalan itu.
"Insya Allah diresmikan Sabtu depan, pukul 16.00 waktu Den Haag," kata Suciwati lewat jaringan media sosial WhatsApp, Jumat, 3 April 2015. Dia berencana hadir saat acara itu dan bakal menggelar konferensi pers.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | ABDI PURNOMO
Menurut Haris, Belanda lebih menghargai perjuangan Munir sebagai pembela hak-hak asasi manusia ketimbang pemerintah Indonesia. Belanda berkepentingan, karena Munir tewas diracun dalam penerbangan pesawat Garuda dari Jakarta ke Amsterdam pada 7 September 2004.
Ketika itu Munir berencana melanjutkan studi S2 bidang hukum humaniter di Universitas Utrecht, Belanda. "Mestinya ini memalukan bagi Presiden Joko Widodo," kata Haris kepada Tempo, Sabtu malam, 4 April 2015.
Dia menuduh keberadaan bekas Kepala BIN Hendropriyono di sekitar Istana sebagai penyebab Jokowi tak bisa mengapresiasi kiprah Munir. "Ini gara-gara Hendro bercokol di Istana," ujarnya.
Haris membayangkan Belanda bisa membuat pengadilan kasus Munir, "kalau mereka punya yuridiksi," kata dia. Karena tak berwenang secara hukum, ujarnya, Belanda menghormati Munir melalui nama jalan. Haris lalu menantang pemerintahan Jokowi mengusut kematian Munir karena Indonesia yang memiliki yuridiksi.
Nama aktivis hak asasi manusia, Munir Said Thalib alias Munir, diabadikan menjadi nama jalan di Kota Den Haag, Belanda, dengan nama Munirstraat. Suciwati, istri mendiang Munir, diundang untuk peresmian nama jalan itu.
"Insya Allah diresmikan Sabtu depan, pukul 16.00 waktu Den Haag," kata Suciwati lewat jaringan media sosial WhatsApp, Jumat, 3 April 2015. Dia berencana hadir saat acara itu dan bakal menggelar konferensi pers.
MUHAMMAD MUHYIDDIN | ABDI PURNOMO