News
Kisah Bupati Batang Yoyok, Diusir Sopir dan Bertampang Ajudan
Sumber: detik.com05 November 2015 | 23:12:02
Jakarta
- Bupati Batang Yoyok Riyo Sudibyo sempat berkelakar saat memberi
sambutan usai menerima Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA). Yoyok
mengaku baru kali ini diakui sebagai bupati.
"Malam hari ini luar biasa bagi saya. Masuk ke gedung dan saya diakui sebagai bupati," kata Yoyok di depan podium usai menerima penghargaan di Graha Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Yoyok berkisah pernah dikira bukan sebagai bupati pada sebuah kesempatan. Padahal waktu itu dia sudah mengenakan batik resmi.
"Saya sudah coba pakai batik resmi, duduk di samping sopir malah diusir, ini mana bupatinya, mana bupatinya," canda Yoyok.
"Kejadian-kejadian sering sekali saya rasakan. Pernah waktu tanda tangan dikira bukan bupati lalu saya buka jaket bola, saya bupatinya, baru dia percaya. Mungkin wajah saya wajah ajudan," sambung Yoyok.
Yoyok kemudian bercerita bagaimana sulitnya dia memimpin Batang hingga menuai keberhasilan. Dia pun berharap bisa terus berkarya untuk masyarakat.
"Saya mohon doa supaya saya bisa terus berkarya dengan ketulusan saya untuk rakyat Batang. Anugerah dan penghargaan ini punya rakyat saya, bukan sang bupati," imbuhnya.
Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) tahun ini diserahkan kepada Yoyok dan Tri Rismaharini. Keduanya dinilai oleh dewan juri independen sebagai sosok yang menginspirasi untuk terwujudnya pemerintahan yang bersih dan tentunya, anti korupsi.
(dha/rvk)
"Malam hari ini luar biasa bagi saya. Masuk ke gedung dan saya diakui sebagai bupati," kata Yoyok di depan podium usai menerima penghargaan di Graha Niaga, Jalan Sudirman, Jakarta, Kamis (5/11/2015).
Yoyok berkisah pernah dikira bukan sebagai bupati pada sebuah kesempatan. Padahal waktu itu dia sudah mengenakan batik resmi.
"Saya sudah coba pakai batik resmi, duduk di samping sopir malah diusir, ini mana bupatinya, mana bupatinya," canda Yoyok.
"Kejadian-kejadian sering sekali saya rasakan. Pernah waktu tanda tangan dikira bukan bupati lalu saya buka jaket bola, saya bupatinya, baru dia percaya. Mungkin wajah saya wajah ajudan," sambung Yoyok.
Yoyok kemudian bercerita bagaimana sulitnya dia memimpin Batang hingga menuai keberhasilan. Dia pun berharap bisa terus berkarya untuk masyarakat.
"Saya mohon doa supaya saya bisa terus berkarya dengan ketulusan saya untuk rakyat Batang. Anugerah dan penghargaan ini punya rakyat saya, bukan sang bupati," imbuhnya.
Bung Hatta Anti Corruption Award (BHACA) tahun ini diserahkan kepada Yoyok dan Tri Rismaharini. Keduanya dinilai oleh dewan juri independen sebagai sosok yang menginspirasi untuk terwujudnya pemerintahan yang bersih dan tentunya, anti korupsi.
(dha/rvk)