News
Susi Ungkap Modus Baru Kapal Asing Curi Ikan di Laut RI
Sumber: detik.com15 Desember 2015 | 16:47:18
Jakarta -Kapal asing sekarang dilarang menangkap ikan
di perairan Indonesia, ini membuat para pencuri ikan berusaha keras
mencari jalan keluar, agar bisa menjarah ikan di Indonesia kembali.
Namun, Menteri Kelautan dan Perikanan, Susi Pudjiastuti sudah tahu modus
mereka.
"Sekarang ada modus baru, kapal-kapal eks asing mau dijual murah ke perusahaan Indonesia supaya bisa jalan lagi (tangkap ikan). Tapi kan itu tidak bisa," ujar Susi ditemui di Kantornya, usai meresmikan kantor baru Satgas Anti Illegal Fishing, Selasa (15/12/2015).
Susi bahkan mengungkapkan, ada pejabat tinggi negara yang melakukan modus serupa, yakni membeli kapal eks asing tersebut, dengan alasan harganya lagi murah, tapi Susi menyadari bahwa cara itu merupakan salah satu modus untuk kembali melakukan pencurian ikan.
"Bahkan pejabat-pajabat tinggi juga bilang ke saya, mau beli kapal-kapal murah banyak. Emang beli (kapalnya) duit dari mana? Bohong-bohong lagi kan. Modus operandi baru illegal fishing dengan hibah penjualan harga murah, supaya kapal eks asing itu bisa tangkap lagi. Hanya ganti status saja," ungkap Susi.
Ia menegaskan komitmennya untuk terus memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia. Apalagi dengan tambahan peralatan modern di Kantor Satgas Illegal Fishing, Susi menargetkan sudah tidak ada lagi muncul cerita Hai Fa baru (kapal pencuri ikan) atau tidak ada lagi pencurian ikan di Indonesia.
"Kita punya lengkap monitoringnya, layarnya pakai satelit, dari AIS, VMS, ada lima lah pokoknya. Targetnya mengeliminasi dan menghabiskan kegiatan ilegal fishing di semua wilayah di mana saja, kan mereka nyolongnya tergantung musim tangkap dan pergerakan ikan. Ada yang di atas (utara), ada yang di bawah (selatan)," ungkap Susi lagi.
Saat ini kata Susi, para pencuri ikan bergerak ke wilayah timur Indonesia, dia juga sudah tahu modus yang digunakan para pencuri ikan tersebut.
"Sekarang musim banyak di Utara, di Sulawesi Utara, Morotai, Papua ke atas, Sulawesi atas dan modus baru adalah kapal-kapal dari Bitung ke tengah, Dari tengah dia tukar nelayannya dengan nelayan Filipina," tutup Susi.
(rrd/hns)
"Sekarang ada modus baru, kapal-kapal eks asing mau dijual murah ke perusahaan Indonesia supaya bisa jalan lagi (tangkap ikan). Tapi kan itu tidak bisa," ujar Susi ditemui di Kantornya, usai meresmikan kantor baru Satgas Anti Illegal Fishing, Selasa (15/12/2015).
Susi bahkan mengungkapkan, ada pejabat tinggi negara yang melakukan modus serupa, yakni membeli kapal eks asing tersebut, dengan alasan harganya lagi murah, tapi Susi menyadari bahwa cara itu merupakan salah satu modus untuk kembali melakukan pencurian ikan.
"Bahkan pejabat-pajabat tinggi juga bilang ke saya, mau beli kapal-kapal murah banyak. Emang beli (kapalnya) duit dari mana? Bohong-bohong lagi kan. Modus operandi baru illegal fishing dengan hibah penjualan harga murah, supaya kapal eks asing itu bisa tangkap lagi. Hanya ganti status saja," ungkap Susi.
Ia menegaskan komitmennya untuk terus memberantas pencurian ikan di perairan Indonesia. Apalagi dengan tambahan peralatan modern di Kantor Satgas Illegal Fishing, Susi menargetkan sudah tidak ada lagi muncul cerita Hai Fa baru (kapal pencuri ikan) atau tidak ada lagi pencurian ikan di Indonesia.
"Kita punya lengkap monitoringnya, layarnya pakai satelit, dari AIS, VMS, ada lima lah pokoknya. Targetnya mengeliminasi dan menghabiskan kegiatan ilegal fishing di semua wilayah di mana saja, kan mereka nyolongnya tergantung musim tangkap dan pergerakan ikan. Ada yang di atas (utara), ada yang di bawah (selatan)," ungkap Susi lagi.
Saat ini kata Susi, para pencuri ikan bergerak ke wilayah timur Indonesia, dia juga sudah tahu modus yang digunakan para pencuri ikan tersebut.
"Sekarang musim banyak di Utara, di Sulawesi Utara, Morotai, Papua ke atas, Sulawesi atas dan modus baru adalah kapal-kapal dari Bitung ke tengah, Dari tengah dia tukar nelayannya dengan nelayan Filipina," tutup Susi.
(rrd/hns)